Tugas 4 - PERENCANAAN PENULISAN KARANGAN ILMIAH
1.
Pemilihan Topik
Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok
pembicaraan. Topik itu dapat diperoleh dari berbagai sumber yakni : pengalaman,
pengamatan, pendapat dan khayalan. Topik-topik karya ilmiah banyak yang
bersumber pada pengamatan, pengalaman dan penalaran.
Istilah topik sering dikacaukan dengan tema. Topik adalah medan
atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Tema
adalah pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis.
Tema sifatnya masih hipotesis yang masih hipotesis yang masih memerlukan
pembinaan atau penolakan dengan cara penelitian.
Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan :
Topik yang akan dipilih hendaknya menarik untuk
dikaji. Sebuah topik akan menarik apabila :
-
Merupakan
masalah yang menyangkut persoalan bersama
-
Merupakan
jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah dihadapi
-
Mengandung
konflik pendapat
-
Masalah
yang di kaji hendaknya dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan
-
Topik
jangan terlalu luas dan terlalu sempit
-
Topik
yang di pilih sesuai dengan minat dan kemampuan penulis
-
Topik
yang di kaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau yang
berkaitan dengan profesi.
2. Pembatasan
Topik
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Membatasi Topik dalam Karangan
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu
pengarang dalam beberapa hal:
-
Pembatasan
memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan
-
kepercayaan,
karena topik itu benar-benar diketahuinya.
-
Pembatasan
dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian
yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan
lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
-
Tetapkanlah
topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
-
Mengajukan
pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran
topik pertama tadi.
-
Tetapkanlah
dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
-
Mengajukan
pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Dengan demikian
dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang sangat khusus dan
cukup sempit.
3.
Pemilihan Judul
Pemilihan topik atau lebih konkritnya judul, akan menggambarkan
tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuah penelitian yang akan dibahas. Bagi
pembaca judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang akan
ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan digarap. Secara umum,
kriteria judul yang baik adalah :
-
Topik
yang diteliti mengandung masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit. Lebih baik kalau topik yang diajukan lebih spesifik, menarik, dan
aktual secara akademik dan secara praktis.
-
Belum
banyak diteliti orang lain. Kalaupun sudah ada penelitian lain, studi ini
mengambil sisi lain, sisi tertentu, yang selama ini tidak memperoleh perhatian.
-
Diungkapkan
dalam kalimat yang simpel, tetapi mampu menunjukkan dengan jelas independent
variable dan dependent variable-nya.
-
Judul
harus dapat menunjukkan problematik yang terkandung di dalam tema yang akan
diteliti.
-
Sebaiknya
judul dibuat dengan kalimat ganda. Kalimat pertama bersifat umum yang kemudian
diikuti dengan ungkapan yang menunjukkan fokus persoalan yang dikaji.
-
Dalam
kaitan ini, harus dihindari ungkapan/kalimat yang mengesankan bersifat
snob/bombastis.
4.
Penentuan Tujuan Penulisan
Menetapkan tujuan hanyalah sebatas menentukan apa yang Anda
ingin agar pembaca Anda tahu atau dapat lakukan setelah mereka selesai membaca
laporan atau tulisan Anda. Namun Anda harus seksama; sering kali penulis
menyatakan tujuan yang terlalu luas sehingga tidak ada gunanya. Tujuan menulis
seperti “Untuk melaporkan tempat-tempat yang berpotensi bagi pembangunan pabrik
baru”, terlalu umum dan tidak akan ada gunanya. Namun “Menghadirkan
kelebihan-kelebihan Chicago, Minneapolis, dan Salt Lake City sebagai lokasi
yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru sehingga atasan dapat memilih
lokasi yang terbaik” akan memberikan Anda sebuah tujuan yang dapat menuntun
Anda dalam seluruh proses penulisan.
5.
Penentuan Kerangka Karangan
Kerangka karangan
merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan
yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,
logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
-
Untuk
menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
-
Memudahkan
penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan
menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh
karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap
klimaks utama tadi.
-
Tiap
bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat
terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan
bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang
berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
-
Menghindari
penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu
dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan
itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu,
karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila
penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian
terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan
bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di
pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu,
tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus
menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain
cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
-
Dengan
mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah
mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan
pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan
di bagian mana dalam karangannya itu.
Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap,
ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama
dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan
melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka
karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk
miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan
secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
6.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh guru atau anak didik
adalah menulis karya ilmiah. Salah satu masalah utamanya adalah mereka kurang
memahami langkah-langkah menulis karya ilmiah. Mereka selalu mengatakan bahwa
menulis karya ilmiah itu sangat sulit dan tidak mungkin dapat mereka lakukan.
Hal ini ada banyak hal yang menyebabkannya. Mereka selalu
mengeluhkan bahwa langkah-langkah menulis karya ilmiah sangat sulit dan tidak
mendukung keinginan menulis yang mereka miliki.
Oleh karena itulah, maka seharusnya ada rujukan yang jelas
mengenai langkah langkah menulis karya ilmiah. Hal ini untuk memberikan
kesempatan guru dan anak didik berperan dan mengembangkan kemampuan menulisnya
secara maksimal.
Dengan petunjuk yang ada dalam langkah-langkah menulis karya
ilmiah ini, maka mereka mempunyai arah yang jelas dalam proses penulisannya.
Mereka tidak perlu lagi meraba-raba tentang bagaimana menulis karya ilmiah
tersebut.
Langkah-langkah menulis karya ilmiah yang ada memang sangat bermanfaat
bagi para guru dan anak didik, sehingga mereka dapat berlatih menulis secara
intens. Hal ini karena dengan langkah-langkah yang jelas, maka setidaknya
segala aspek yang dibutuhkan dalam kepenulisan dapat terpenuhi.
Bahwa dalam sebuah proses pembelajaran, ada salah satu tujuan agar
anak didik mempunyai kompetensi khusus. Untuk mendapatkan kompetensi khusus
tersebut, maka guru memberikan tugas penelitian dan atau pengembangan
berdasarkan langkah-langkah menulis karya ilmiah.
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan sesuai
metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah, membuktikan
kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga merumuskan teori baru.
Sementara pengembangan adalah kegiatan guru atau anak didik
dalam rangka pengamalan ilmu untuk peningkatan kualitas, baik proses belajar,
profesionalisme atau untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
masyarakat. Ini merupakan bagian dari langkah langkah menulis karya ilmiah.
Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah
adalah suatu cara untuk pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang
mengikuti langkah-langkah menulis karya ilmiah sebagai berikut :
a. Melakukan
observasi dan menetapkan masalah dan tujuan
Ini merupakan langkah
langkah menulis karya ilmiah yang pertama, yaitu melakukan pengamatan atas
obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan
dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses
penulisan atau penelitian.
b. Menyusun hipotesis
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.
c. Menyusun rancangan
penelitian
Selanjutnya Anda
menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah langkah
menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang
dilakukan.
d. Melaksanakan
percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.
Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.
e. Melaksanakan
pengamatan dan pengumpulan data
Setelah melakukan
percobaan atas objek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka
selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap objek percobaan yang dilakukan
tersebut. Apa yang terjadi pada objek penelitian. Ini merupakan langkah langkah
menulis karya ilmiah yang kelima.
f. Menganalsis dan
menginterpretasikan data
Langkah langkah
menulis karya ilmiah keenam, yaitu mengenalisa dan menginterpretasikan hasil
pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala
kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk
meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan
data.
g. Merumuskan
kesimpulan dan atau teori
Langkah ketujuh dari
langkah langkah menulis karya ilmiah adalah merumuskan kesimpulan atau teori
mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan,
dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari
semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap objek penelitian.
h. Melaporkan hasil
penelitian
Langkah terakhir dari
langkah langkah menulis karya ilmiah adalah melaporkan hasil penelitian. Dan,
langkah inilah yang sesungguhnya merupakan proses penulisan karya ilmiah.
Dengan langkah ini, maka guru atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan
atau karya tulis ilmiah yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan
kualitas personal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar